Senin, 18 Mei 2009

Liputan6.com, Jakarta: Boediono, calon wakil presiden pendamping Susilo Bambang Yudhoyono, menyatakan rasa syukur partai-partai yang semula menolak pencalonannya jadi berbalik mendukung. "Ini tentunya setelah mendapat penjelasan baru dari SBY sehingga bisa sama-sama membangun negara," kata Boediono dalam perbincangannya dengan SCTV, Ahad (17/5).
ADVERTISEMENT

Boediono menampik tudingan berbagai kalangan yang menyebut dirinya pendukung neoliberalisme, termasuk titipan IMF atau Dana Moneter Internasional. Menurut Boediono, keberadaan dia sama sekali tidak ada kaitannya dengan IMF. "Saya bukan titipan asing dan SBY juga tidak akan menerima titipan-titipan," kata dia [baca: Boediono Bantah Pendukung Neo-Liberalisme].

Dijelaskan Boediono, dirinya bekerja sebagai menteri di berbagai bidang dan terakhir menjadi Gubernur Bank Indonesia, selalu berdasarkan kaidah-kaidah dan praktis yang berlaku di banyak negara. Jika dikatakan kaidah aneh, seperti neoliberalisme, hal itu tidak pas apalagi bila dikaitkan dengan institusi. Setiap kebijakan, menurut Boediono, selalu didasarkan kepentingan nasional. "Saya agak sedih dengan tudingan itu," kata Boediono, seraya menambahkan, "Sejak selesai sekolah saya bercita-cita bekerja untuk negara bukan businessman."

Terkait pidatonya soal pejabat negara agar tak punya kepentingan bisnis, Boediono mengaku dirinya bukan antibisnis. Pengalaman di negara-negara berkembang, bukan hanya di Indonesia saja, demarkasi bisnis dan pemerintahan sangat rawan dan perlu dijaga supaya tidak ada interaksi negatif bagi negara. "Bukan berati saya antibisnis, tapi jangan dicampur aduk," kata dia.

Pada bagian lain Boediono menjelaskan, pertemuan dengan SBY untuk membahas pencalonannya sebagai cawapres (calon wakil presiden) baru dilakukan beberapa pekan lalu sebelum namanya banyak dibicarakan di media massa. Sebelum menerima pinangan SBY, Boediono memerlukan waktu untuk memikirkannya karena hal ini keputusan besar untuk pribadi dan keluarga. "Saya juga perlu merenung apakah bisa atau tidak. Jangan sampai membebani SBY. Itu aspek yang dipikirkan secara mendalam," ujar Boediono [baca: Jelang Deklarasi SBY-Boediono].

Jika terpilih sebagai wakil presiden, Boediono mengaku tak akan mengalami kesulitan bekerja dengan presiden. Itu karena dia sudah mengetahui gaya kepemimpinan SBY. "Dan beliau sudah tahu style saya," kata Boediono.(IAN)